Rabu, 02 Juni 2010

RATAPAN DALAM DUKA

Tak akan lagi aku sanggup
Mengepak sayap mengitari bumi
Menyibak kabut di pagi
Sungguh aku tak akan sanggup
Walau hanya memandang dunia

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dirangka sayapku yang patah
Melawan badai tadi siang

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dihati yang tersayat oleh rasa
Melawan benci diruang cinta

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dijantung yang tertusuk duri
Hingga aku tiada tersadar lagi
Bahwa aku telah mati

luka hati

Aku disini terdiam
Tersentak tanpa kata
Seakan dunia gelap oleh kabut
Seolah cahaya hilang di telannya

Ku mencintai bukan membenci
Ketika ku coba untuk memahami
Arti cinta sebnarnya
Tapi kenapa hanya luka yang ku dapat

Kini ku coba untuk merajut kembali sehelai demi sehelai
Ketika rajutan itu akan utuh kau hancurkan dengan
Dengan sebuah silet tajam
Kau sayat seolah kau tak mempuyai rasa

Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karma ku mencintai
Buka ,aku yang di cintai

Semoga kau bahagia
Dengan luka ku ini
Semoga kau tenang
Dengan pederitaan hati

Sesungguhnya tuhan melihat
Mendengar
Dan mersakan
Apa yg kurasa
Dia tak diam
Tapi dia selalu mendengar do’a ku

Suatu saat kau akan tau
Arti cinta sebenar nya..

bersamamu meniti pelangi

Hujan deras dikuatrin senja,
memaksa kau dan aku mengudara
melintasi langit, menerjang badai dan kilat,
mampir dari satu awan ke awan lainnya

Biar kupeluk erat tubuhmu
bersama kita lintasi pelangi ini
merah, kuning, hijau atau entah
biasnya makin merata

Tak usah perduli pohon,
tak usah perduli
burung,
tak usah perduli siapa, namun

Sebelum hujan reda,
sebelum bidadari malam tiba,
sebelum biasnya sirna, ku ingin

Bersamamu meniti pelangi